Skip to content

5.1 Perubahan Fonem: Kontraksi

Kontraksi adalah proses pengurangan atau penghilangan satu atau lebih fonem dalam suatu kata atau frasa untuk menghasilkan bentuk yang lebih singkat. Tujuan utama dari kontraksi adalah mempermudah pengucapan dan mempercepat komunikasi, terutama dalam situasi informal atau ketika berbicara cepat. Kontraksi dapat terjadi pada vokal maupun konsonan dan sering kali digunakan dalam bahasa lisan, meskipun dapat juga ditemukan dalam bahasa tertulis, terutama dalam bentuk dialog atau percakapan.

Pengertian Kontraksi

Kontraksi melibatkan penghilangan atau penggabungan bunyi-bunyi tertentu dalam satu kata atau beberapa kata sehingga terbentuk versi singkat dari kata tersebut. Biasanya, kontraksi terjadi karena kebutuhan untuk menyederhanakan pengucapan, dan hal ini sering dilakukan dengan menghilangkan vokal atau konsonan yang tidak berpengaruh pada makna.

  • Contoh Umum dalam Bahasa Inggris:
    • "Cannot" menjadi "can't"
    • "I am" menjadi "I'm"

Dalam bahasa Indonesia, kontraksi juga dapat terjadi, meskipun lebih jarang digunakan secara formal. Proses kontraksi biasanya terlihat dalam ragam lisan atau informal, di mana penutur mempersingkat bentuk kata untuk berbicara lebih cepat.

Jenis Kontraksi

1. Kontraksi Antarkata

Kontraksi antarkata adalah penggabungan dua kata atau lebih menjadi satu bentuk yang lebih ringkas. Ini adalah jenis kontraksi yang paling sering terjadi dalam percakapan sehari-hari.

  • Contoh dalam Bahasa Indonesia:
    • "Tidak" menjadi "'tak" dalam kalimat seperti "'Tak tahu kenapa."
    • "Apa itu" menjadi "apaan" dalam percakapan informal.

2. Kontraksi Intrakata

Kontraksi intrakata adalah penghilangan atau penggabungan bunyi di dalam satu kata, sehingga kata tersebut menjadi lebih singkat dan lebih mudah diucapkan.

  • Contoh dalam Bahasa Indonesia:
    • Kata "ke+ada+an" menjadi "kadaan," di mana vokal /e/ pada prefiks "ke-" dihilangkan untuk menyederhanakan pengucapan.
    • "Bagaimana" menjadi "gimana," di mana bunyi awal /ba/ dihilangkan.

3. Kontraksi Vokal dan Konsonan

Dalam proses kontraksi, baik vokal maupun konsonan dapat dihilangkan atau digabungkan.

  • Penghilangan Vokal:

    • Vokal yang berada di tengah kata sering kali dihilangkan untuk mempercepat pengucapan, seperti pada kata "ke atas" menjadi "k'atas."
  • Penghilangan Konsonan:

    • Penghilangan konsonan jarang terjadi dalam bahasa Indonesia, tetapi dalam bahasa lain, konsonan yang tidak terdengar sering dihilangkan untuk mempermudah pengucapan, seperti pada kata "going to" yang menjadi "gonna" dalam bahasa Inggris.

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kontraksi

  1. Kecepatan Berbicara: Saat berbicara cepat, penutur cenderung mengontraksi kata-kata untuk mempermudah pengucapan.

  2. Situasi Informal: Kontraksi lebih umum terjadi dalam situasi informal atau dalam percakapan sehari-hari.

  3. Ragam Lisan vs. Tertulis: Kontraksi lebih sering terjadi dalam ragam lisan daripada tertulis, terutama dalam konteks formal.

Kontraksi dalam Bahasa Indonesia

Meskipun kontraksi tidak seumum dalam bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Inggris, bentuk-bentuk kontraksi masih dapat ditemukan dalam bahasa percakapan sehari-hari, terutama dalam bahasa gaul dan dialek tertentu.

Contoh Kontraksi dalam Bahasa Indonesia

  1. Penghilangan Prefiks atau Sufiks

    Beberapa prefiks atau sufiks dapat dihilangkan dalam situasi tertentu.

    • Contoh: "Mau tidak" sering kali dikontraksi menjadi "Mau 'gak?"
  2. Kontraksi Frasa Pertanyaan

    Dalam percakapan informal, frasa pertanyaan sering kali dikontraksi.

    • Contoh: "Kenapa kamu?" menjadi "Ngapain lo?"

Penggunaan Kontraksi dalam Ragam Lisan

Kontraksi dalam bahasa Indonesia umumnya lebih banyak digunakan dalam konteks lisan, terutama dalam percakapan sehari-hari di antara teman atau anggota keluarga. Kontraksi ini menciptakan bentuk yang lebih ringkas dan tidak formal, yang bertujuan untuk memperlancar komunikasi.

  • Contoh:
    • "Sudah" menjadi "Udah"
    • "Bagaimana" menjadi "Gimana"
    • "Kamu" menjadi "Lu" (terutama dalam bahasa Betawi atau Jakarta)

Perbedaan Kontraksi dengan Elisi

Elisi juga merupakan penghilangan bunyi, tetapi perbedaannya dengan kontraksi adalah bahwa elisi biasanya terjadi karena penyesuaian bunyi yang bersebelahan agar lebih mudah diucapkan, sementara kontraksi lebih cenderung terjadi karena penyederhanaan kata secara morfologis.

  • Contoh Elisi:
    • "Kita akan" menjadi "Kita'kan," di mana elisi terjadi pada vokal untuk mempermudah transisi antara dua kata.

Latihan Kontraksi dalam Bahasa Indonesia

  1. Identifikasi Kontraksi:

    • Tentukan apakah terjadi kontraksi pada frasa berikut, dan jika ya, jelaskan prosesnya.
      • "Mau tidak?" menjadi "Mau 'gak?"
      • "Ke atas" menjadi "K'atas."
  2. Analisis Penggunaan Kontraksi:

    • Mengapa kata "sudah" sering kali diucapkan sebagai "udah" dalam percakapan sehari-hari? Apakah ini kontraksi atau elisi?
  3. Kontraksi dalam Frasa Pertanyaan:

    • Ubah frasa berikut menjadi bentuk kontraksi yang sering digunakan dalam percakapan informal.
      • "Apa yang kamu lakukan?"
      • "Mengapa dia pergi?"

Kesimpulan

Kontraksi adalah salah satu bentuk perubahan fonem yang digunakan untuk menyederhanakan pengucapan dan mempercepat komunikasi. Dalam bahasa Indonesia, kontraksi sering ditemukan dalam konteks lisan dan digunakan untuk membuat pengucapan lebih mudah dan percakapan lebih lancar. Kontraksi dapat terjadi dalam bentuk antarkata maupun intrakata, dan penggunaannya sangat bergantung pada konteks, terutama dalam situasi informal. Memahami proses kontraksi membantu kita mengenali variasi bahasa yang lebih dinamis dan akrab dalam percakapan sehari-hari.