Skip to content

4.2 Perubahan Fonem: Asimilasi dan Disimilasi

Perubahan fonem adalah fenomena fonologis di mana bunyi bahasa mengalami perubahan dalam konteks tertentu. Dua jenis perubahan fonem yang umum dalam banyak bahasa, termasuk bahasa Indonesia, adalah asimilasi dan disimilasi. Asimilasi dan disimilasi terjadi untuk mempermudah pengucapan dan untuk meningkatkan kelancaran dalam berbicara.

Asimilasi

Asimilasi adalah proses di mana suatu fonem berubah menjadi lebih mirip atau identik dengan bunyi yang ada di sekitarnya. Tujuan dari asimilasi adalah untuk mempermudah pengucapan dengan mengurangi perbedaan antara dua bunyi yang berdekatan. Asimilasi dapat terjadi pada konsonan maupun vokal dan bisa bersifat progresif (mempengaruhi bunyi setelahnya) atau regresif (mempengaruhi bunyi sebelumnya).

Jenis Asimilasi

  1. Asimilasi Progresif: Terjadi ketika suatu bunyi mempengaruhi bunyi setelahnya, sehingga bunyi yang berikutnya berubah menjadi lebih mirip dengan bunyi sebelumnya.

    • Contoh dalam Bahasa Indonesia:
      • Dalam kata "mem+pilih" menjadi "memilih," bunyi /m/ pada prefiks "mem-" mempengaruhi bunyi /p/, yang pada akhirnya menjadi lebih mirip dengan /m/ (asimilasi progresif bilabial).
  2. Asimilasi Regresif: Terjadi ketika suatu bunyi dipengaruhi oleh bunyi yang ada setelahnya, sehingga bunyi sebelumnya berubah menjadi lebih mirip dengan bunyi setelahnya.

    • Contoh dalam Bahasa Indonesia:
      • Dalam kata "in+formal" menjadi "informal," bunyi nasal /n/ berubah menjadi /m/ untuk menyesuaikan dengan bunyi bilabial /f/ yang mengikutinya.
  3. Asimilasi Kontak dan Jarak:

    • Kontak: Terjadi ketika dua bunyi yang berdekatan langsung mempengaruhi satu sama lain.
    • Jarak: Terjadi ketika dua bunyi yang tidak berdekatan, namun masih dalam kata yang sama, saling mempengaruhi.

Contoh Asimilasi

  • Kata "membawa": Prefiks "meN-" berubah menjadi "mem-" karena bunyi berikutnya adalah /b/, yang juga merupakan bunyi bilabial.
  • Kata "penggaris": Prefiks "peN-" berubah menjadi "peng-" karena bunyi berikutnya adalah /g/, yang merupakan bunyi velar.

Asimilasi dalam bahasa Indonesia sering terjadi pada proses morfologi, terutama ketika prefiks bertemu dengan akar kata yang dimulai dengan konsonan tertentu.

Disimilasi

Disimilasi adalah proses di mana dua bunyi yang serupa atau identik berubah menjadi lebih berbeda satu sama lain. Tujuan dari disimilasi adalah untuk mengurangi kemiripan antara dua bunyi yang berdekatan agar pengucapan lebih jelas dan tidak membingungkan.

Jenis Disimilasi

  1. Disimilasi Kontak: Terjadi ketika dua bunyi yang sama atau mirip berdekatan langsung mengalami perubahan untuk mengurangi kemiripannya.

    • Contoh dalam Bahasa Lain:
      • Dalam bahasa Latin, kata "anma" berubah menjadi "alma" karena dua bunyi nasal /n/ berubah menjadi /l/ untuk mengurangi kemiripan.
  2. Disimilasi Jarak: Terjadi ketika dua bunyi yang sama atau mirip tidak berdekatan tetapi masih dalam kata yang sama mengalami perubahan.

Contoh Disimilasi dalam Bahasa Indonesia

Contoh disimilasi dalam bahasa Indonesia tidak terlalu umum, namun fenomena ini masih dapat ditemukan pada beberapa kata turunan atau serapan yang mengalami penyesuaian.

  • Contoh:
    • Kata "rencana" berasal dari kata "rencan," di mana perubahan terjadi untuk mengurangi pengulangan bunyi nasal. Disimilasi dilakukan untuk memperjelas dan memperlancar pengucapan kata.

Perbedaan Asimilasi dan Disimilasi

  1. Asimilasi melibatkan perubahan fonem untuk menjadi lebih mirip dengan bunyi yang ada di sekitarnya, sedangkan disimilasi melibatkan perubahan fonem untuk menjadi lebih berbeda dari bunyi yang ada di sekitarnya.

  2. Asimilasi cenderung terjadi untuk mempermudah pengucapan dengan menyederhanakan perbedaan antara bunyi-bunyi, sementara disimilasi terjadi untuk mengurangi kemiripan antara dua bunyi agar lebih mudah dibedakan.

Faktor yang Mempengaruhi Asimilasi dan Disimilasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya asimilasi dan disimilasi antara lain:

  1. Konteks Fonologis: Lingkungan atau konteks bunyi sangat menentukan apakah perubahan akan terjadi. Misalnya, posisi fonem dalam kata dan bunyi-bunyi lain di sekitarnya.

  2. Kemudahan Artikulasi: Perubahan ini sering terjadi untuk mempermudah pengucapan dan mengurangi beban artikulasi pada alat bicara.

  3. Kelancaran Berbicara: Asimilasi dan disimilasi membantu dalam meningkatkan kelancaran berbicara dengan menyederhanakan pengucapan atau membedakan bunyi yang mirip.

Latihan Perubahan Fonem: Asimilasi dan Disimilasi

  1. Latihan Asimilasi:

    • Tentukan jenis asimilasi (progresif atau regresif) pada kata berikut:
      • "meng+cat" menjadi "mengecat"
      • "in+legal" menjadi "ilegal"
  2. Latihan Disimilasi:

    • Apakah terjadi disimilasi pada kata "rencana"? Jelaskan perubahan apa yang terjadi pada bunyi dalam kata tersebut.
  3. Analisis Perubahan Fonem:

    • Jelaskan proses perubahan yang terjadi pada kata "mem+pilih" menjadi "memilih." Apakah ini asimilasi atau disimilasi? Mengapa?

Kesimpulan

Asimilasi dan disimilasi adalah dua jenis perubahan fonem yang terjadi dalam bahasa untuk mempermudah pengucapan dan meningkatkan kelancaran berbicara. Asimilasi melibatkan perubahan bunyi agar menjadi lebih mirip, sedangkan disimilasi melibatkan perubahan bunyi agar menjadi lebih berbeda. Memahami kedua proses ini penting dalam studi fonologi karena menunjukkan bagaimana bahasa beradaptasi untuk memudahkan komunikasi dan menghindari kebingungan.