Skip to content

5.3 Unsur Suprasegmental: Asimilasi

Asimilasi adalah fenomena fonetik di mana bunyi dalam suatu kata atau frasa menjadi lebih mirip dengan bunyi di sekitarnya. Proses ini dapat terjadi dalam berbagai konteks dan memainkan peran penting dalam kelancaran pengucapan serta pemahaman dalam bahasa. Asimilasi membantu mempermudah aliran suara, sehingga membuat pengucapan lebih efisien.

Ciri-Ciri Asimilasi

  1. Perubahan Bunyi: Asimilasi melibatkan perubahan pada bunyi tertentu agar lebih mirip dengan bunyi lainnya di sekitarnya. Ini dapat melibatkan perubahan dalam artikulasi, resonansi, atau bahkan penghilangan bunyi.

  2. Keterhubungan Antarbunyi: Proses ini mencerminkan hubungan antara bunyi yang berdekatan, menunjukkan bagaimana satu bunyi dapat memengaruhi bunyi lainnya dalam satu kata atau frasa.

  3. Variasi dalam Dialek: Asimilasi seringkali dapat bervariasi di antara dialek atau aksen yang berbeda, dengan beberapa varietas bahasa menunjukkan pola asimilasi yang lebih jelas daripada yang lain.

Jenis-Jenis Asimilasi

Asimilasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, tergantung pada arah perubahan bunyi dan karakteristik yang terlibat:

1. Asimilasi Maju (Regressive Assimilation)

Asimilasi maju terjadi ketika bunyi yang diikuti memengaruhi bunyi yang mendahuluinya. Bunyi pertama menjadi mirip dengan bunyi kedua.

  • Contoh:
    • Dalam pengucapan kata "in" di depan "happy," menjadi /ɪnˈhæpi/ → [ɪmˈhæpi]. Di sini, /n/ berubah menjadi /m/ karena pengaruh bunyi /h/.

2. Asimilasi Mundur (Progressive Assimilation)

Asimilasi mundur terjadi ketika bunyi yang mendahului memengaruhi bunyi yang mengikuti. Bunyi kedua menjadi mirip dengan bunyi pertama.

  • Contoh:
    • Dalam pengucapan kata "cats" /kæts/, suara [s] di akhir kata dipengaruhi oleh [t] sebelumnya.

3. Asimilasi Kontak

Asimilasi kontak terjadi ketika dua bunyi yang berdekatan berinteraksi langsung. Perubahan terjadi saat dua bunyi bertemu.

  • Contoh:
    • Kata "good boy" diucapkan /gʊd bɔɪ/ sering kali menjadi /gʊb bɔɪ/ karena bunyi [d] di akhir "good" berasimilasi dengan bunyi [b] di awal "boy."

4. Asimilasi Jarak Jauh

Asimilasi jarak jauh terjadi ketika bunyi yang lebih jauh mempengaruhi bunyi lain, meskipun tidak bersebelahan.

  • Contoh:
    • Dalam beberapa dialek, perubahan bunyi di kata-kata yang berbeda bisa terjadi, seperti pengucapan yang terpengaruh oleh perubahan bunyi dalam kalimat panjang.

Fungsi Asimilasi

Asimilasi berfungsi untuk:

  1. Mempermudah Pengucapan: Dengan membuat bunyi lebih mirip satu sama lain, asimilasi memungkinkan pengucapan yang lebih cepat dan lebih lancar.

  2. Meningkatkan Keterbacaan: Dalam pengucapan alami, asimilasi dapat membuat kalimat terdengar lebih homogen dan lebih mudah dipahami.

  3. Menciptakan Keselarasan: Asimilasi membantu dalam menciptakan keselarasan antara bunyi, yang meningkatkan keterpaduan dan aliran dalam komunikasi.

Kesimpulan

Asimilasi adalah unsur suprasegmental yang memainkan peran penting dalam fonetik dan pengucapan bahasa. Dengan memahami proses asimilasi, kita dapat meningkatkan kemampuan berbicara, memperjelas makna, dan meningkatkan kelancaran komunikasi. Keterampilan dalam mengenali dan menggunakan asimilasi dengan benar membantu menciptakan interaksi yang lebih jelas dan efektif. Pengetahuan tentang asimilasi juga memberikan dasar yang kuat untuk mempelajari aspek suprasegmental lainnya dalam bahasa, seperti intonasi dan ritme.