Skip to content

5.2 Unsur Suprasegmental: Pitch

Pitch adalah elemen suprasegmental yang merujuk pada seberapa tinggi atau rendah suara yang dihasilkan saat berbicara. Pitch berfungsi sebagai indikator penting dalam komunikasi verbal, mempengaruhi cara pendengar memahami makna, emosi, dan niat dari apa yang diucapkan. Memahami pitch dapat membantu pembicara mengekspresikan diri dengan lebih efektif dan memperjelas pesan yang ingin disampaikan.

Ciri-Ciri Pitch

  1. Variasi Tinggi Rendah Suara: Pitch dapat berubah sepanjang pengucapan, dengan beberapa bagian diucapkan dengan nada tinggi dan yang lainnya dengan nada rendah. Variasi ini menciptakan keunikan dalam suara dan pengucapan.

  2. Keterkaitan dengan Frekuensi: Pitch berkaitan erat dengan frekuensi suara, yang diukur dalam Hertz (Hz). Semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi pitch yang dihasilkan. Misalnya, suara perempuan umumnya memiliki pitch yang lebih tinggi dibandingkan suara laki-laki.

  3. Indikator Emosi dan Makna: Pitch dapat menunjukkan emosi pembicara. Nada tinggi sering kali diasosiasikan dengan kegembiraan atau kemarahan, sedangkan nada rendah dapat mencerminkan kesedihan atau ketenangan.

Fungsi Pitch

Pitch memiliki berbagai fungsi dalam komunikasi, antara lain:

  1. Membedakan Makna: Dalam beberapa bahasa, pergeseran pitch dapat mengubah arti kata. Misalnya, dalam bahasa Mandarin, kata yang sama dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada nada yang digunakan.

    • Contoh: Kata "ma" dapat berarti "ibu" (nada datar), "kuda" (nada naik), atau "penyakit" (nada turun).
  2. Menandai Pertanyaan dan Pernyataan: Dalam banyak bahasa, intonasi naik di akhir kalimat dapat menunjukkan pertanyaan, sedangkan intonasi turun menandakan pernyataan.

    • Contoh:
      • Kalimat Tanya: "Kamu mau pergi?" (nada naik)
      • Kalimat Pernyataan: "Saya akan pergi." (nada turun)
  3. Menunjukkan Stres dan Penekanan: Pitch yang lebih tinggi dapat digunakan untuk menekankan kata atau frasa tertentu dalam kalimat, sehingga menambah kekuatan dan kejelasan pada apa yang diucapkan.

  4. Mengatur Ritme: Pitch yang bervariasi membantu menciptakan ritme dalam ucapan, membuat komunikasi lebih menarik dan mudah diikuti oleh pendengar.

Klasifikasi Pitch

Pitch dapat diklasifikasikan berdasarkan variasi dan penggunaannya dalam ucapan:

1. Pitch Tinggi

Pitch tinggi adalah suara yang dihasilkan dengan frekuensi yang lebih tinggi. Suara ini biasanya diasosiasikan dengan kegembiraan, kebahagiaan, atau antusiasme.

  • Contoh: Ucapan gembira atau bersemangat, seperti saat merayakan sesuatu.

2. Pitch Rendah

Pitch rendah adalah suara yang dihasilkan dengan frekuensi yang lebih rendah. Suara ini sering kali mencerminkan ketenangan, kedamaian, atau kesedihan.

  • Contoh: Ucapan yang tenang atau serius, seperti saat berbicara tentang topik yang berat.

3. Variasi Pitch

Variasi pitch melibatkan perubahan dari tinggi ke rendah atau sebaliknya dalam satu kalimat. Ini menciptakan dinamika dalam pengucapan dan menambah kedalaman makna.

  • Contoh: "Saya suka (dengan nada lebih tinggi) nasi goreng (dengan nada lebih rendah)."

Kesimpulan

Pitch adalah unsur suprasegmental yang memainkan peran penting dalam fonetik dan komunikasi. Dengan memahami pitch, kita dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan, serta mengekspresikan makna dan emosi dengan lebih efektif. Keterampilan dalam menggunakan pitch yang tepat dalam komunikasi membantu menciptakan interaksi yang lebih jelas dan bermakna. Pengetahuan tentang pitch juga memberikan dasar yang kuat untuk mempelajari aspek suprasegmental lainnya dalam bahasa, seperti intonasi dan ritme.