Skip to content

2.2 Alofon: Alofon Terikat

Alofon adalah variasi dari suatu fonem yang tidak mengubah makna kata. Alofon terikat adalah jenis alofon yang kemunculannya bergantung pada konteks tertentu atau lingkungan fonetis di mana fonem tersebut muncul. Alofon terikat tidak dapat digunakan secara bebas oleh penutur; kemunculannya diatur oleh aturan fonologis tertentu.

Pengertian Alofon Terikat

Alofon terikat adalah variasi dari suatu fonem yang muncul dalam lingkungan tertentu. Variasi ini biasanya terjadi karena adanya aturan fonetik atau fonologis yang mengharuskan bunyi berubah ketika berada dalam konteks tertentu, seperti sebelum bunyi vokal atau setelah bunyi konsonan lainnya.

  • Contoh Alofon Terikat dalam Bahasa Indonesia:
    • Bunyi [ŋ] muncul sebagai variasi dari fonem /n/ ketika berada di depan bunyi velar, seperti dalam kata "angka" /aŋka/. Alofon [ŋ] hanya muncul ketika diikuti oleh bunyi velar, dan ini tidak terjadi di lingkungan lain.

Ciri-Ciri Alofon Terikat

  1. Muncul dalam Lingkungan Tertentu: Alofon terikat muncul hanya dalam konteks atau lingkungan fonetis tertentu. Misalnya, bunyi dapat berubah ketika berada di awal, tengah, atau akhir kata atau ketika berada di dekat bunyi lain.

  2. Tidak Mengubah Makna: Seperti alofon bebas, alofon terikat juga tidak mengubah makna kata. Mereka hanya merupakan variasi dari fonem yang sama dalam konteks yang berbeda.

  3. Terikat oleh Aturan Fonologis: Alofon terikat mengikuti aturan fonologis tertentu, dan penutur tidak memiliki kebebasan untuk mengganti alofon dengan alofon lain dalam lingkungan yang sama.

Contoh Alofon Terikat dalam Bahasa Lain

1. Bahasa Inggris

Dalam bahasa Inggris, fonem /p/ memiliki dua alofon terikat: [pʰ] dengan aspirasi dan [p] tanpa aspirasi.

  • Contoh:
    • Dalam kata "pat" /pæt/, bunyi [pʰ] muncul dengan aspirasi karena berada di awal kata, sedangkan dalam kata "spat" /spæt/, bunyi [p] tidak diaspirasi karena muncul setelah /s/. Kedua alofon ini adalah alofon terikat dari fonem yang sama, dan kemunculannya ditentukan oleh aturan lingkungan fonetis.

2. Bahasa Jepang

Dalam bahasa Jepang, bunyi /ɕ/ adalah alofon dari fonem /s/ yang muncul sebelum bunyi vokal depan /i/.

  • Contoh:
    • Dalam kata "shita" (bawah), bunyi /s/ berubah menjadi /ɕ/ karena berada di depan vokal depan /i/. Perubahan ini tidak mengubah makna, sehingga /ɕ/ adalah alofon terikat dari fonem /s/.

Faktor yang Mempengaruhi Kemunculan Alofon Terikat

  1. Lingkungan Fonologis: Kemunculan alofon terikat sangat dipengaruhi oleh lingkungan fonologisnya, yaitu bunyi yang ada sebelum atau setelahnya. Misalnya, bunyi konsonan dapat berubah ketika berada di dekat bunyi vokal tertentu.

  2. Posisi dalam Kata: Posisi fonem dalam kata (awal, tengah, atau akhir) juga dapat menentukan apakah suatu bunyi akan muncul sebagai alofon terikat. Misalnya, dalam bahasa Inggris, aspirasi terjadi ketika bunyi /p/ berada di awal kata.

  3. Aturan Fonotaktik: Aturan fonotaktik yang mengatur bagaimana bunyi dapat digabungkan dalam suatu bahasa juga dapat mempengaruhi kemunculan alofon terikat.

Mengapa Alofon Terikat Penting?

Memahami alofon terikat penting dalam studi fonetik karena:

  1. Menjelaskan Variasi Pengucapan yang Konsisten: Alofon terikat menunjukkan bagaimana penutur mengikuti aturan fonologis yang mengatur pengucapan bunyi dalam konteks tertentu. Ini membantu dalam memahami variasi yang konsisten dan tidak acak dalam pengucapan.

  2. Membantu Pembelajaran Bahasa: Dalam pembelajaran bahasa, mengetahui alofon terikat dapat membantu penutur asing memahami dan memproduksi bunyi bahasa target dengan lebih tepat, sesuai dengan aturan fonologisnya.

  3. Menunjukkan Sistem Bunyi dalam Bahasa: Alofon terikat adalah bukti bahwa bahasa memiliki sistem bunyi yang kompleks, yang dipengaruhi oleh aturan-aturan tertentu. Ini membantu linguist dalam menganalisis struktur fonologi bahasa.

Contoh Latihan Alofon Terikat

  1. Latihan Identifikasi:

    • Dengarkan pengucapan kata "top" dan "stop" dalam bahasa Inggris, dan tentukan alofon mana yang muncul dalam masing-masing kata. Jelaskan mengapa ada perbedaan dalam pengucapan /p/.
  2. Latihan Pengenalan Lingkungan:

    • Dalam kata "angka" dan "nangka" dalam bahasa Indonesia, perhatikan bagaimana bunyi /n/ berubah menjadi [ŋ]. Tentukan lingkungan fonetis yang menyebabkan perubahan ini.

Kesimpulan

Alofon terikat adalah variasi dari fonem yang muncul dalam konteks tertentu sesuai dengan aturan fonologis. Mereka tidak mengubah makna kata, tetapi kemunculannya diatur oleh lingkungan fonetis tertentu. Memahami alofon terikat penting untuk mengenali bagaimana aturan fonologis mempengaruhi pengucapan dan bagaimana variasi bunyi dapat muncul secara konsisten dalam bahasa. Dengan memahami konsep ini, penutur dan pembelajar bahasa dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam mengucapkan bunyi bahasa dengan benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku.